Vice President Marketing Management PT Telkom Edi Kurniawan menyatakan, perang tarif saat ini juga merambah penyedia layanan internet fixed broadband. Hal itu diungkap Edi di acara Selular Business Forum 2022.
Ia menuturkan, ada sejumlah penyedia internet fixed broadband memberikan iklan yang tidak masuk akal. Salah satunya adalah membayar enam bulan, tapi bisa mengakses jaringan internet yang ditawarkan untuk jangka waktu satu tahun.
"Itu tidak masuk akal. Ada yang cuma bayar tujuh bulan bisa pakai setahun, berarti free-nya lima bulan. Ada yang bayar enam bulan, tetapi pakainya setahun jadi free-nya enam bulan," tuturnya dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (29/10/2022).
Persaingan harga tidak masuk akal ini juga terkait tarif yang jor-joran. Ia mencontohkan, ada penyedia layanan internet fixed broadband menyediakan internet kecepatan 100 mbps dengan harga hanya Rp 300.000.
"Kami sampai botak itu mengukurnya gimana, ternyata setelah diukur beneran, ternyata kecepatan tidak 100 mbps. Sebab, kami jualan Rp 300.000, pelanggan mendapat 40 mbps dan beneran, karena kami tidak ingin tipu-tipu," tuturnya menjelaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, infrastruktur untuk penyedia internet ke satu pelanggan, IndiHome harus mengeluarkan anggaran Rp 4,5 juta.
Oleh sebab itu, ia menuturkan, bisa dibayangkan apabila harus memasang harga Rp 300.000 ketika menarik kabel ke satu pelanggan biaya Rp 4,5 juta.
Kendati demikian, ia memastikan, IndiHome memberikan kualitas layanan yang memadai bagi para pelanggannya.
Hal itu dilakukan dengan menyediakan konten menarik, seperti bekerja sama dengan 14 rekanan OTT, seperti Netflix, MOLA, Vidio, WeTV, termasuk variasi paket sesuai kebutuhan pelanggan.